Sutradara :
Rani Khotimah
Pemain :
Rani Khotimah (XI TAV 3) = Nira
M. Nur Firmansyah ( X TKJ 2) = Ardi
Watak : Nira = Seorang kakak yang selalu sibuk dengan kegiatan
sekolah tetapi sangat sayang adiknya
Ardi
=Seorang adik yang selalu nurut sama kakaknya dan takut kalau kakaknya marah
Matahari yang
sudah hamper tenggelam. Burung-burung kembali kesarangnya dengan gembira menyambut
datangnya petang. Sementara Nira yang selesai pulang dari ekstra menunggu adeknya
yang akan menjemputnya.
Nira : (
selesai ekstra dan sedang menelepon adiknya) “Halo, dek jemput ya, sekarang gak
pakai lama soalnya kakak capek”.(duduk menunggu jemputan sambil smsan).
Ardi :
(mengangkat telepon) iya kakak, tunggu aja di situ ntar aku kesana secepatnya. Udah
lama ya kak pulangnya?
Nira : “
nggak, baru pulang nih, ya udah cepetan kesini, jemput kakak!!!” (kemudian menutup
telepon)
~beberapa
kemudian~
Nira :
“heeeemmmmm . . . . ni anak tahu apa tidak sih. . . kalau kakaknya ini capek berat
pengen cepet-cepet pulang”. (menghembuskan nafas dan mondar-mandir sambil lihat
jam yang ditangannya).
“huah . . .” (menguap karna mengantuk karena menunggu
jemputan yang lama).
(menelepon lagi) “ eh cepetan dek, kakak dah
kepanasan nih . .”
Ardi : “
iya kakak, tunggu sebentar lagi” (sambil menahan sakit)
Nira : “
gak pake lama” (langsung mematikan telepon)
“Eh, ni anak sumpah nyebelin banget, gak nyadar
apa kalau lagi di tungguin”. (sebel dan mencoba nelvon adeknya bekali-kali).
~beberapa menit kamudian~
Ardi :
“maaf kak, kakak lama ya nunggunya? Hehehe . . .(cengegesan dan menahan sedikit
mules).
Nira : “
gak, gak lama kok, Cuma seperti 1 abad aja”. (menjawab dengan judes dan ekspresi
marah).
Ardi :
“Maaf deh kak maaf, tadi aku tuh mules berat tahu . . . , kayaknya perutku marah
karena aku makan sambel kebanyakan. Hehehe. . . .” (wajah melas, tapi tetep sambil
cengegesan).
Nira : “
ya udah, gak usah banyak omong, kuman-kuman di badan kakak sudah menyebarkan bau-bau
yang tidak sedap tahu, ayo buruan pulang”(berjalan menuju motor disusul oleh Ardi).
Ardi : “
hahaha . . ., ih kakak jorok, kayak sampah aja, hehehe . . .” (sambil ketawa terbahak-bahak).
Nira : “
awas ya kamu”. (sambil mengepalkan tangannya dihadapkan ke adiknya).
Ardi : “
ya kakak”. (menghidupkan motor).
Nira :
jangan diulangin lagi ya . . .? kalau kamu ulangin lagi, mulut kakakmu ini bakal
cerewet gak selesai-selesai. Ngerti ?”. (naik diatas motor).
Ardi : “
ya, ya kakakku yang bawel. Aduh aduh . .
. mules kak pakai banget nih, udah diujung tanduk, mules melanda diriku yang
lemah ini lagi kak, aku ke WC dulu ya kak . .” (wajah cemberut tiba-tiba mules
dan berlari menuju WC).
Nira :
“Hih . . . . dasar adek nyebelin, udah jemputnya lama masih aja pakai acara
mules. Membuat tanduk di kepalaku muncul”.(Ekspresi marah dan ngomel-ngomel sendiri
dan duduk di kursi lagi).
~beberapa menit kemudian~
Nira : “
lama banget sih ni anak, bikin tambah kesel aja.” (mondar mandir nungguin adeknya).
Ardi : “
kak . . . maaf ya lama habis perutku marah sih, gara-gara tadi aku . . .
kebanyakan makan sambel.” (memelas minta maaf).
Nira :
“tahu ah . . . dasar adek nyebelin, aku tuh capek tahu dan kringetan ni bikin
bau dan lengket di tubuh kakak pengen cepet-cepet mandi.” (marah sambil nyium bau
badan sendiri).
Ardi : “
jangan marah dong kak, maafin aku . . . . aku kan udah minta maaf berkali-kali,
maaf ya kak pliiissss . . . .?” (memelas dan memohon maaf)
Nira : “
ya udah gak usah melas gitu jelek tau.” (tetep cemberut tetapi kasihan sama adeknya)
Ardi : “
ye orang ganteng gini dibilang jelek . . . hehehe . . “ (menggoda kakaknya sambil
ketawa)
Nira : “
ya ya. . . . adekku yang ganteng, tapi selalu mulesan. Hehehe . . .” (sambil tersenyum)
Ardi : “
gak papa, yang penting dah dimaafin, yeeee . . . .” ( tersenyum senang)
Nira :
“iya, iya . . . kakak maafin, kakak kan gak tega lihat adeknya melas, kan kamu adek
kakak satu-satunya yang paling kakak sayang.” (tersenyum sambil nyubit hidung adeknya)
Ardi :
“tambahin kak, yang ganteng hehehe . . .” (sambil cengegesan)
Nira : “
iya, iya,kamu adek kakak satu-satunya yang paling ganteng dan kakak sayang.”
(sambil tersenyum)
Ardi :
“makasih kakak . . .” (tersenyum sambil nyubit pipi kakaknya)
Nira : “
iya adek . . . . tapi inget, lain kali kalau makan sambel jangan banyak-banyak,
entar perut kamu sakit lho kalau kebanyakan makan sambel.” (menasehati adeknya)
Ardi : “
iya kak, adek janji deh . . . ., nggak makan sambel banyak-banyak lagi, biar gak
telat jemput kakak.” (berjanji pada kakaknya)
Nira : “
sip . . . . iya udah ayo pulang badan kakak
makin bau nih.” ( mencium bau badan sendiri)
Ardi : “
siap kakak . . . ih kakak baunya kayak bau sampah yang busuk selama 1 bulan,
hehehehe . . . .( berlari menuju motor)
Nira : “
Dasar nakal ngledekin kakaknya mulu.” (menjitak kepala adeknya sambil tersenyum)
Ardi :
“aduh sakit kak, kan bercanda. .”( mengelus kepalanya dan cemberut)
Nira : “
makanya jangan nakal, iya udah ayo pulang” (menaiki motor)
Ardi : “
aduh perutku mules lagi kak” (sambil memegang perutnya)
Nira : “
hadeh . . . malah mules lagi” (sambil cemberut)
Ardi : “gak,
gak bercanda kak . .”( sambil cengegesan)
Nira : “
awas kamu . . .” ( sambil agak marah)
Ardi : “
ya udah ayo pulang kak, ayo kita meluncur ke rumah . . .” (menyalain motor dan meluncur
pulang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar